Latest News

Showing posts with label Katolik Timur. Show all posts
Showing posts with label Katolik Timur. Show all posts

Monday, April 2, 2012

22 Gereja Katolik Timur

Para Uskup Katolik Timur - rorate-caeli.blogspot.com
Gereja Katolik Timur adalah Gereja-gereja Timur yang bersatu dengan Katolik Latin membentuk Gereja Katolik yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik dengan Paus sebagai pemimpinnya. Gereja Katolik Timur memiliki tradisi yang berbeda dengan Katolik Latin namun mengakui dan menerima ajaran Iman dan Moral yang sama dengan Katolik Latin. Tradisi di sini berupa tradisi-tradisi liturgis, disiplin gerejani, dan warisan spiritual. Ada enam Tradisi dalam Gereja Universal dengan total 23 Gereja partikular yang otonom/sui iuris (1 Katolik Latin dan 22 Katolik Timur). Tradisi-tradisi tersebut adalah Tradisi Latin, Alexandria, Antiokia (Suriah Barat), Armenia, Bizantium, dan Kaldea (Suriah Timur).

Seluruh Gereja Katolik di Indonesia adalah Gereja Katolik Latin. Gereja Katolik Timur belum masuk ke Indonesia. Beberapa Gereja Katolik Timur dikepalai seorang Patriarkh, sedangkan yang lain dikepalai oleh seorang Uskup Agung Utama, Uskup Agung, Uskup atau bahkan tidak memiliki hierarki sama sekali.

Di banyak wilayah, Keuskupan Katolik Latin hadir bersama dengan Keuskupan-keuskupan Katolik Timur. Hal ini bisa kita jumpai di Timur Tengah, Eropa Tenggara (Balkan), Amerika Serikat, Kanada, Eropa Timur, India, Argentina dan beberapa negara lain.

Tradisi Alexandria

Ada dua Gereja Katolik Timur yang memiliki Tradisi Alexandria. Tradisi Alexandria memiliki Tradisi Apostolik yang berasal dari penginjilan oleh St. Markus, Penulis Injil.

Gereja Katolik Koptik memiliki anggota sebanyak 163.630 jiwa (dengan beberapa ribu berada di dalam penggembalaan Uskup-uskup Katolik Latin). Pada saat Konsili Kalsedon (451 M), Sebagian besar kaum tertahbis (uskup dan imam) dan awam Gereja di Mesir menolak ajaran dogmatis mengenai kodrat Kristus. Mereka ini kemudian memisahkan diri dan membentuk Gereja Ortodoks Koptik. Pada abad ke-17, Misionaris Yesuit, Kapusin, dan Misionaris Fransiskan lainnya memulai karya misi di antara umat Koptik. Pada tahun 1741, Uskup Ortodoks Koptik di Yerusalem menjadi Katolik dan Paus Benediktus XIV menunjuknya sebagai Vikar Apostolik bagi 2.000 orang Katolik Koptik di Mesir. Pada tahun 1824, Tahta Suci secara temporer mendirikan Kepatriarkhan Alexandria, dan kemudian didirikan kembali oleh Paus Leo XIII pada tahun 1895. Patriarkh Alexandria untuk Koptik sekarang adalah Patriark Ibrahim Isaac Sidrak yang berdiam di Kairo, Mesir.  Bahasa Liturgis Gereja Katolik Koptik adalah Bahasa Koptik dan Arab.

Gereja Katolik Ethiopia  memiliki umat sebanyak 229.547 orang di berbagai keuskupan di negara Ethiopia dan Eritrea. Ethiopia menerima Tradisi Apostolik dari Santo Frumentius pada abad ke-4. Gereja di Ethiopia sama seperti Gereja di Mesir, menolak Konsili Kalsedon 451 M dan membentuk Gereja Ortodoks Ethiopia. Misionaris Katolik aktif berkarya di Ethiopia pada abad ke-14. Pada awal 1500-an, Kaisar Ethiopia memohon pertolongan Portugis untuk melawan Invasi Islam dan Imam-imam Jesuit pun hadir menemani Portugis membantu Ethiopia. Pada tahun 1622, Kaisar Ethiopia menjadi Katolik dan empat tahun kemudian Gereja Ortodoks Ethiopia bersatu dengan Tahta Suci. Paus Gregorius XV menunjuk seorang Yesuit Portugis sebagai Patriarkh. Latinisasi liturgi oleh Patriark bersama dengan aturan otokrasi Kaisar mengakibatkan pecahnya persatuan pada tahun 1636 dibawah pengganti sang Kaisar. Para Imam dan Misionaris Katolik kemudian dilarang berkarya di Ethiopia. Namun, misionaris Katolik kemudian diperbolehkan kembali ke Ethiopia pada tahun 1839 dan aktivitas misionaris semakin meningkat ketika Italia mengontrol Ethiopia dari tahun 1935 sampai tahun 1941. Kepala Gereja Katolik Ethiopia adalah Uskup Agung Metropolitan Addis Ababa, Uskup Agung Berhaneyesus Demerew Souraphiel, CM.  Bahasa Liturgi yang digunakan adalah Ge�ez dan Amharic.

Tradisi Antiokia

Asal-usul dan perkembangan Tradisi Antiokia, yang terdiri dari tiga Gereja Katolik Timur, terekam dalam Perjanjian Baru dan melibatkan St. Petrus dan St. Paulus (Kis 6:5, 11:19-26, 15:22-32, Gal 2:11). Liturgi Antiokia sangat dipengaruhi oleh Liturgi St. Yakobus di Yerusalem.

Gereja Katolik Syro-Malankara, dengan umat berjumlah 420.081 jiwa, yang tersebar di 8 keuskupan di India dan satu Eksarkat Apostolik di Amerika Serikat. Gereja Katolik Syro-Malankara menerima Injil dari St. Thomas Rasul. Umat Kristen di India dulu berada dalam persekutuan dengan Gereja Timur Assiria yang memisahkan diri dari Tahta Suci setelah Konsili Efesus (431). Kolonisasi Portugis membawa latinisasi kepada Gereja ini, yang tentunya ditolak oleh sebagian besar Umat Kristen St. Thomas ini. Akibatnya, Gereja Ortodoks Syro-Malankara yang menolak otoritas Paus terbentuk. Pada abad berikutnya, empat usaha untuk menyatukan kembali Gereja ini dengan Tahta Suci gagal. Pada tahun 1930, dua Uskup, seorang Imam, seorang diakon, dan seorang awam dari Gereja ini (Ortodoks Syro-Malankara) diterima dalam Gereja Katolik dan Gereja Katolik Syro-Malankara kemudian terbentuk. Pada tahun 1950, keanggotaan Gereja ini tumbuh hingga mencapai lebih dari 65.000 jiwa. Ada 17 komunitas Katolik Syro-Malankara di Amerika Serikat, Kanada dan Jerman. Kepala Gereja Katolik Syro-Malankara sekarang adalah Uskup Agung Metropolitan Trivandrum di Negara Bagian Kerala, India yang bernama Uskup Agung Utama Baselios Cleemis Thottunkal. Bahasa Liturgi yang digunakan adalah Malayalam.

Gereja Katolik Maronit, dengan jumlah umat 3,290,539 jiwa, memiliki sejumlah keuskupan yang tersebar di Libanon (terbanyak), Suriah, Amerika Serikat, Argentina, Australia, Brazil, Canada, Siprus, Mesir,  dan Meksiko serta Eksarkat (setingkat di bawah keuskupan) di Yerusalem dan Yordania. Silahkan klik link Gereja Katolik Maronit untuk membaca penjelasan yang lebih detail.

Gereja Katolik Suriah, dengan jumlah umat 158.818 jiwa, memiliki sejumlah keuskupan di Suriah, Irak, Mesir, Libanon, Amerika Serikat, serta eksarkat patriarkal di Yordania dan Turki dan juga satu eksarkat apostolik di Venezuela. Setelah banyak umat Kristen di Suriah menolak Konsili Kalsedon (451), Gereja Ortodoks Suriah berkembang.  Pada tahun 1626, misionaris Yesuit dan Kapusin berkarya di antara umat Ortodoks Suriah.  Karena begitu banyak yang menjadi Katolik, Katolik Suriah memiliki Patriarkh sejak tahun 1662-1702. Selama tahun 1700-an, Pemerintah Turki Ottoman menganiaya  umat Katolik Suriah dengan kejam dan Gereja ini terpaksa menjadi Gereja bawah tanah. Pada tahun 1783, Patriarkh Ortodoks Suriah yang baru terpilih menjadi Katolik dan melarikan diri ke Libanon. Kepala Gereja Katolik Suriah sekarang adalah Patriark Antiokia untuk umat Suriah, Patriark Ignace Youssif III Younan yang bertempat tinggal di Beirut. Bahasa Liturgi yang digunakan adalah Suriah, Aram, dan Arab.

Tradisi Armenia

Hanya ada satu Gereja Katolik Timur dengan Tradisi Armenia yaitu Katolik Armenia. Tradisi ini berasal dari aktivitas misioner St. Gregorius Sang Pencerah, Rasul Armenia. Gereja Katolik Armenia, yang memiliki umat berjumlah 593,459 jiwa, mempunyai keuskupan di Suriah, Argentina, Mesir, Prancis, Iran, Irak, Libanon, Turki dan Ukraina serta Eksarkat Apostolik di Amerika Serikat dan Ordinariat di Eropa Timur (Armenia), Yunani dan Rumania. Pada tahun 506, Uskup-uskup Armenia secara resmi menolak Konsili Kalsedon (451) dan dengan demikian lahirlah Gereja Apostolik Armenia. Orang-orang Armenia bersatu kembali dengan Tahta Suci dari tahun 1198-1375 dan seluruh Gereja bersatu kembali dengan Tahta Suci dalam waktu yang singkat pada tahun 1439. Aktivitas misionaris Katolik berikutnya berhasil, dan peningkatan jumlah umat Katolik membuat Paus Benediktus XIV pada tahun 1742 menunjuk mantan Uskup Gereja Armenia Apostolik sebagai Patriark. Pada saat genosida Turki terhadap negara mereka (1915-1916), Sejumlah besar umat Katolik Armenia kehilangan nyawa mereka. Kepala Gereja Katolik Armenia sekarang adalah Patriark Nerses Bedros XIX Tamouni yang tinggal di Beirut, Libanon. Bahasa Liturgi Gereja ini adalah Bahasa Armenia Klasik. Silahkan klik link Gereja Katolik Armenia untuk membaca penjelasan yang lebih detail. 

Para Uskup Katolik Timur dari 14 negara di Eropa bertemu di Uzhorod, Ukraina (wilayah yurisdiksi Keuskupan Mukacheve) - rorate-caeli.blogspot.com
Tradisi Bizantium
Ada empat belas Gereja yang memiliki tradisi Bizantium ini. Tradisi ini mulai terbedakan dari Tradisi-tradisi lain sejak pengangkatan Konstantinopel (Bizantium, sekarang Istanbul) sebagai ibukota kedua Kekaisaran Romawi pada tahun 330.

Gereja Katolik Albania, dengan jumlah umat 3.845 jiwa memiliki satu Administratur Apostolik di Albania yang bernama Administratur Apostolik Southern Albania. Administratur Apostolik ini berada di wilayah gerejawi Keuskupan Agung Latin Tirana-Durres. Pada abad ke-4, tentara dan pedagang romawi membawa kabar gembira ke Albania. Skisma besar tahun 1054 mengakibatkan berdirinya Gereja Ortodoks Albania. Pada tahun 1628 dan 1900, sekelompok kecil umat Ortodoks Albania menjadi Katolik. Kepala Gereja Katolik Albania adalah Uskup Hil Kabashi, OFM, Administrator Apostolik Southern Albania. Gereja ini memiliki 9 paroki di Albania yang digembalakan 12 imam. Bahasa Liturgi yang digunakan adalah Bahasa Albania.

Gereja Katolik Belarusia tidak memiliki hierarki sendiri. Belarusia masa modern adalah bagian dari �Kyivan-Rus�, yang menerima iman Katolik ketika St. Vladimir dari Kyiv, Ukraina, dibabtis pada tahun 988. Skisma Besar 1054 membawa pemisahan Ortodoks di Belarusia dari Tahta Suci. Sebagian besar umat Kristen Ortodoks di Belarusia menjadi Katolik sebagai hasil dari Persatuan Brest (1595-1596). Seperti Gereja Katolik Ukraina, Gereja Katolik Belarusia kemudian diberangus oleh pemerintah Rusia pada abad ke-19. Setelah Perang Dunia Pertama, sebuah komunitas sekitar 30.000 Katolik Yunani hadir di daerah yang telah dianeksasi oleh Negara Polandia. Seorang Visitator Apostolik ditunjuk bagi mereka pada tahun 1931 dan seorang Eksark kemudian diangkat pada tahun 1940. Setelah Perang Dunia Kedua, ketika daerah tersebut direbut oleh Uni Sovyet, Gereja ini sekali lagi diberangus kali ini oleh Pemerintahan Komunis dan digabungkan secara paksa ke dalam Gereja Ortodoks Rusia. Umat Katolik Belarusia sungguh dianiaya secara brutal dibawah pemerintahan Komuni Sovyet. Semenjak kejatuhan Uni Sovyet dan deklarasi kemerdekaan Belarusia pada tahun 1991, umat Katolik Belarusia mulai muncul kembali. Pada awal 1992, tiga imam dan dua diakon merayakan liturgi di dalam ritus Belarusian. Pada tahun 1992, Survey Universitas Negara Belarusia memberikan angka 100.000 orang Belarusia mengakui diri sebagai Katolik Belarusia dan ada 5.000 Katolik Belarusia berada di diaspora. Pada tahun 1993, Arkimandrit Sergiusz Gajek, MIC, ditunjuk sebagai Visitator Apostolik untuk umat Katolik Belarusia. Pada awal tahun 2005, terdapat 20 Paroki Gereja Katolik Belarusia, 13 di antaranya terdaftar dengan otoritas. Ada sekitar 3.000 umat beribadah di paroki-paroki ini dengan dilayani oleh 10 imam. Bahasa Liturgi yang digunakan adalah Belarusia.

Gereja Katolik Bulgaria, dengan jumlah umat sekitar 10.000 jiwa, memiliki satu eksarkat apostolik di Sofia, Bulgaria. Meski sebuah sinode para uskup pernah berlangsung pada tahun 343 di tempat yang sekarang adalah wilayah Bulgaria, permulaan evangelisasi Bulgaria sering dinyatakan terjadi pada pembabtisan Raja Boris I oleh Uskup Bizantium pada tahun 865. Skisma Besar tahun 1054 membuat Gereja Ortodoks Bulgaria muncul dan berkembang. Pada tahun 1861, ketika sekelompok Ortodoks Bulgaria datang ke Paus Pius IX untuk menjadi Katolik, Paus menunjuk seorang dari mereka sebagai seorang Uskup Agung. Kepala Gereja Katolik Bulgaria sekarang adalah Uskup Christo Proykov, Eksark Apostolik Sofia yang bermukim di Sofia. Bahasa Liturgi yang digunakan adalah Bahasa Slavonik Kuno.

Gereja Katolik Kroasia, memiliki umat berjumlah 21.509 di Keuskupan Kri�evci dan 22.369 di Eksarkat Apostolik Serbia and Montenegro. Paus St. Martinus I mengirim St. Yohanes dari Ravenna untuk mengevangelisasi orang-orang Kroasia pada pertengahan abad ke-7 dan evangelisasi terhadap orang-orang Serbia juga berlangsung pada periode ini. Pada tahun 1219, Gereja di Serbia memisahkan diri dari Tahta Suci dan kemudian membentuk Gereja Ortodoks Serbia. Pada awal abad ke-17, beberapa orang Serbia mencari persatuan dengan Tahta Suci, dan pada tahun 1611 mereka diberi seorang uskup. Kepala Gereja Katolik Kroasia sekarang adalah Uskup Nicola Kekic, Uskup Kri�evci yang bermukim di Zagreb, Kroasia. Bahasa Liturgi yang digunakan adalah Bahasa Kroasia dan Slavonik Kuno.

Gereja Katolik Yunani memiliki umat sebanyak 2.525 jiwa dengan rincian 2.500 umat di Eksarkat Apostolik Yunani dan 25 umat di Eksarkat Apostolik Istanbul/Konstantinopel. Gereja Ortodoks Yunani muncul dan berkembang sejak Skisma Besar 1054. Pada tahun 1829, Sultan Ottoman Turki menghapus pengekangan terhadap pembentukan komunitas Katolik Timur di Yunani. Aktivitas misionaris Katolik dimulai pada tahun 1856 dan Paus St. Pius X menunjuk seorang uskup untuk Gereja Katolik Yunani pada tahun 1911. Kepala Gereja Katolik Yunani sekarang adalah Uskup Dimitrios Salachas yang tinggal di Athena. Bahasa Liturgi yang digunakan adalah Bahasa Yunani.

Gereja Katolik Hungaria, memiliki umat sebanyak 290.000 jiwa yang tersebar di Keuskupan Hajd�dorog dan Eksarkat Apostolik Miskolc. St. Adelbertus datang ke Hungaria pada tahun 985 untuk mewartakan Injil dan St. Stefanus, yang meninggal sebagai Katolik Latin, menjadi raja pada tahun 997. Invasi Turki ke Eropa mengakibatkan banyak orang Carpatho-Russian dan umat Ortodoks Rumania ke Hungaria, dan sebagian besar dari mereka menjadi Katolik pada tahun 1600-an. Pada tahun 1924, umat Katolik ini, yang sebelumnya berada di bawah penggembalaan Uskup Katolik Timur non-Hungaria, diarahkan ke dalam Gereja Katolik Hungaria. Kepala Gereja Katolik Hungaria sekarang Uskup Peter F�l�p Kocsis yang berdiam di Nyiregyh�za, Hungaria. Bahasa Liturgi yang digunakan adalah Bahasa Hungaria.

Gereja  Katolik Italo-Albania memiliki umat 61.487 jiwa yang tersebar di dua keuskupan (Lungro dan Piana degli Abanesi) dan satu Biara Territorial Santa Maria di Grottaferrata.  Illyricum (sekarang Albania), Yunani, Sisilia, dan Italia pada mulanya memiliki populasi penduduk berbahasa Yunani dalam jumlah besar. Meskipun wilayahnya berada dalam Kepatriarkhan Latin, Gereja Italo-Albania (biasa disebut juga Italo-Yunani) mengikuti dan memelihara Tradisi Bizantium hingga saat ini. Berbagai usaha Latinisasi akhirnya dihentikan oleh Paus Benediktus XIV dengan Bulla berjudul Etsi Pastoralis pada tahun 1742. Paus Leo XIII dalam Orientalium Dignitas tahun 1894 mengakui kesetaraan dan martabat Gereja Italo-Albania. Gereja Katolik  Italo-Albania, sama seperti Maronit, selalu tetap setia berada dalam persatuan penuh dengan Roma dan tidak memiliki counterpart di Persekutuan Gereja Ortodoks baik Ortodoks Timur maupun Ortodoks Oriental. Gereja ini bersama Gereja Katolik Albania dan Gereja Ortodoks Albania mengalami penganiayaan di bawah pemerintahan rezim komunis Albania sehingga memiliki jumlah umat yang sedikit. Kedua keuskupan Katolik Italo-Albania setara sehingga tidak ada satu kepala.

Gereja Katolik Melkit, memiliki umat berjumlah 1.597.304 jiwa. Asal-usul Melkit dapat ditemui pada permulaan Kekristenan. Orang-orang Melkit adalah keturunan dari umat Kristen Perdana di Antiokia (Kis 11:26). Seperti Roma yang merupakan kota paling berkuasa di Barat dan menyebarkan tradisi-tradisi ke wilayah sekitarnya, begitu juga dengan Konstantinopel di Timur menyebarkan tradisi-tradisi mereka ke negara-negara terdekat. Oleh karena itu, Gereja ini menggunakan Liturgi Bizantium St. Yohanes Krisostomus. Sekarang, istilah Melkit merujuk pada umat Katolik yang leluhurnya adalah orang-orang Timur Tengah dan mengikuti Tradisi  Bizantium dalam liturgi, teologi dan spiritualitas. Istilah Melkit berasal dari bahasa Semit untuk �Raja�, �melko atau �melek�. Raja di sini adalah Kaisar Bizantium yang mendukung ajaran Konsili Kalsedon (451). Para penentang konsili ini, sebagian besar dari mereka berada di Timur Tengah, memanggil para pendukung kaisar dengan sebutan mereka The Royalist (Malikiyeen). Jadi, nama yang sekarang merujuk kepada umat Katolik Bizantium Timur Tengah, sebenarnya adalah sebuah sindiran bagi semua umat Kristen, baik Timur maupun Barat, yang mendukung Konsili Kalsedon. Setelah Skisma Besar 1054, Kepatriarkhan Ortodoks Antiokia berkembang. Pada pertengahan 1600an Ordo-ordo Katolik seperti Kapusin, Karmelit, dan Yesuit memulai aktivitas misioner di antara Ortodoks Antiokia. Pada tahun 1724, dua orang dipilih menjadi Patriarkh Ortodoks Antiokia dan satu dari mereka menjadi Katolik. Kepala Gereja Katolik Melkit sekarang adalah Patriark Gregorios III Laham yang bermukim di Damaskus. Bahasa Liturgi yang digunakan adalah Yunani dan Arab.

Gereja Katolik Rumania memiliki umat sebanyak 776,529. Gereja ini berakar dari Rumania. Dalam usaha untuk memahami Gereja ini, seseorang harus mengetahui sejarah wilayah ini. Selama hampir 19 abad, telah bertempat tinggal di bagian tenggara Eropa � di tanah yang secara historis dikenal sebagai �Dacia Felix� � sekelompok penduduk yang berasal dari Roma. Negara ini adalah dan tetap adalah sebuah pulau yang dikelilingi oleh Laut Slavia. Negara Rumania muncul dari perpaduan Kolonis dan Legioner Roma, yang dibawa ke Dacia oleh Kaisar Trajan pada tahun 101, dengan unsur pribumi Dacia. Periode perkembangan negara Rumania berlangsung selama beberapa abad. Selama masa tersebut, ada gangguan secara konstan yang disebabkan oleh invasi suku-suku dari Timur, yang menyapu bersih wilayah yang didiami oleh orang-orang Daco-Roman. Para misionaris dari Roma mengkristenkan populasi ini. Pada abad ke-11, Orang-orang Bulgaria memaksakan Yurisdiksi dan ritus Bizantium kepada orang-orang Rumania.  Bagaimanapun juga, keinginan untuk bersatu kembali dengan Tahta Roma selalu terpelihara dalam hati orang-orang Rumania meskipun mengalami kekerasan politik dan tekanan religius. Pada tahun 1700, orang-orang Rumania yang tinggal di Transylvania telah bersatu kembali dengan Tahta Roma, dan memasuki kembali Gereja Universal. Gereja inilah yang memberikan kebudayaan dan kesadaran nasional kepada Bangsa Rumania; memuncak dengan cepat pada tahun 1918 dalam reintegrasi politik dari semua Provinsi orang-orang Rumania menjadi satu negara Rumania. Pada 1 Desember 1948, rezim berkuasa Soviet menindas Gereja Katolik Rumania. Kebanyakan hierarki, klerus dan umat Katolik Bizantium  dimasukkan ke dalam penjara atau dikirim ke kamp pekerja karena menolak untuk meninggalkan iman Katolik mereka. Semua uskup dan banyak klerus meninggal di penjara. Pada tahun 1989, setelah revolusi anti-komunis, dekrit pertama dari rezim yang baru adalah reinstalasi Gereja Katolik Yunani-Rumania. Kepala Gereja Katolik Rumania sekarang adalah Uskup Agung Utama Fagaras si Alba Iulia bernama Uskup Agung Lucian Kardinal Muresan yang tinggal di Blaj, Rumania. Bahasa Liturgi yang digunakan adalah Bahasa Rumania.

Gereja Katolik Rusia memiliki umat sebanyak 3.500 orang di diaspora dan saat ini tidak memiliki hierarki. Evangelisasi Rusia berawal dari Pembabtisan St. Olga (905) dan St. Vladimir (988). Skisma Besar 1054 menyebabkan Gereja Ortodoks Rusia berkembang. Gereja Katolik Timur adalah ilegal di Rusia sampai tahun 1905. Setelah Edict dari Tsar Nikolas II pada tahun itu, beberapa komunitas kecil Katolik Timur terbentuk. Eksarkat Apostolik kemudian didirikan di Rusia (1917) dan China (1928) untuk Imigran Rusia. Kedua eksarkat ini sekarang berada pada kondisi sedevacante (tahta kosong) karena hingga sekarang tidak ada satu pun uskup yang ditunjuk sebagai eksark bagi kedua eksarkat ini. Di samping itu, sekarang ada dua Paroki Katolik Rusia di Amerika Serikat, satu di Australia dan satu di Kanada.

Uskup Milan Sasik
Uskup William Charles Skurla
Gereja Katolik Ruthenia memiliki umat sebanyak 646,569 jiwa. Tanah air Gereja ini adalah Transcarpathia, yang terletak di wilayah yang sekarang menjadi bagian barat Ukraina. Orang-orang Karpatia (Rusin) yang tinggal di sana dievangelisasi oleh St. Sirillus dan St. Metodius pada tahun 860an. Setelah Skisma Besar 1054, umat Kristen di wilayah ini menjadi Ortodoks dan tidak lagi berada dalam persekutuan dengan Tahta Suci. Gereja Katolik Ruthenia bersatu dengan Tahta Suci melalui Persatuan Uzhorod tahun 1646, ketika 63 Imam Ortodoks diterima dalam Gereja Katolik. Kepala Gereja Katolik Ruthenia sekarang adalah yang tinggal di Uzhorod, Ukraina, yaitu Uskup Mukacheve bernama Uskup Milan ��ik, C.M. Di Amerika Serikat, Keuskupan Agung Metropolitan Pittsburgh adalah otonom dan memilik struktur hierarki sendiri. Tahta Keuskupan ini diduduki oleh Uskup Agung William Charles Skurla. Bahasa yang digunakan adalah Slavonik Kuno dan Inggris.


Gereja Katolik Slovakia memiliki umat sebanyak 246,060 jiwa. St. Sirillus dan St. Metodius mengevangelisasi orang-orang Moravia pada tahun 863-867. Sama seperti Katolik Ruthenia, Gereja Katolik Slovakia bersatu dengan Tahta Suci melalui Persatuan Uzhorod pada tahun 1646. Kepala Gereja Katolik Slovakia sekarang adalah Uskup Agung Presov bernama Uskup Agung J�n Babjak, S.J. Bahasa yang digunakan dalam liturgi adalah Slavonik Kuno dan Slovakia.




Gereja Katolik Makedonia memiliki umat sebanyak 15,037 orang yang berada di satu Eksarkat Apostolik yaitu Eksarkat Apostolik Makedonia. Eksark pertama adalah Uskup Lazzaro Mladenov, CM pada sejak 12 Juni 1883 hingga 4 Maret 1918 di mana Eksarkat Apostolik Makedonia menjadi bagian dari Gereja Katolik Bulgaria. Pasca Perang Dunia I yang diikuti dengan pendirian negara Yugoslavia membuat eksarkat ini digabungkan ke dalam Eparki (Keuskupan) Kri�evci yang merupakan tahta utama Gereja Katolik Kroasia. Pada 11 Januari 2001, Eksarkat Apostolik Makedonia didirikan kembali dengan alm. Uskup Joachim Herbut (Uskup Latin Skopje) sebagai eksarknya. Pada masa sekarang, Eksarkat Apostolik Makedonia adalah Uskup Kiro Stojanov. Sama seperti alm. Uskup Joachim Herbut, Uskup Kiro Stojanov juga adalah Uskup Latin Skopje. Dengan demikian, mereka berdua menjadi kepala dari dua tahta apostolik sekaligus, tahta Keuskupan Latin Skopje dan Eksarkat Apostolik Makedonia. Dapat dikatakan pula bahwa mereka adalah uskup bi-ritus (dua ritus), yaitu ritus Latin dan ritus Bizantium Makedonia. Gereja Katolik Makedonia menggunakan bahasa Makedonia sebagai bahasa liturginya.

Gereja Katolik Yunani-Ukraina memiliki umat sebanyak 4,284,082 jiwa. Kyivan-Rus menerima Iman Katolik ketika St, Vladimir, Grand Duke of Kyiv dibabtis pada tahun 988. Skisma Besar tahun 1054 membawa pemisahan Ortodoks di Ukraina dari Tahta Suci. Gereja Katolik Yunani-Ukraina terbentuk pada tahun 1595-1596, ketika uskup-uskup ortodoks Provinsi Keuskupan Agung Kyiv bersatu kembali dengan Tahta Suci pada Persatuan Brest. Kepala Gereja Katolik Yunani-Ukraina sekarang adalah Uskup Agung Utama Sviatoslav Shevchuk. Bahasa Liturgi yang digunakan adalah Slavonik Kuno dan Ukraina. Silahkan klik link Gereja Katolik Yunani-Ukraina untuk membaca penjelasan yang lebih detail.

Tradisi Kaldea (Suriah Timur)

Ada dua Gereja yang memiliki tradisi Kaldea (Suriah Timur) yaitu Gereja Katolik Kaldea dan Gereja Katolik Syro-Malabar. Tradisi ini berakar pada evangelisasi Mesopotamia pada pertengahan abad kedua.

Gereja Katolik Kaldea memiliki umat sebanyak 452,488 jiwa. Gereja di Persia menolak Konsili Efesus (431) dan dengan demikian Gereja Timur Assiria tebentuk. Usaha resmi pertama dari Gereja Timur di Mesopotamia untuk bersatu kembali dengan Katolik Latin terjadi ketika Patriarkh terpilih, John Sulaka pergi ke Roma dan membuat pengakuannya akan Iman Katolik di hadapan Paus Julius III pada tahun 1553. Gereja Katolik Kaldea pun memiliki hierarki. Tahun 1592, bagaimanapun juga, sebagian besar umat Katolik di Mesopotamia memisahkan diri lagi dari Roma. Secara periodik, berbagai kelompok mereka kembali bersatu dengan Roma dan kemudian berpisah lagi setelah beberapa tahun. Pada abad ke-19, jumlah umat Katolik yang bersatu melebihi jumlah mereka yang menolak bersatu. Kepala Gereja Katolik Kaldea adalah Patriark Louis Rafael I Sako yang bermukim di Baghdad, Irak. Bahasa Liturgi yang digunakan adalah Suriah dan Arab. Silahkan klik link Gereja Katolik Kaldea untuk membaca penjelasan yang lebih detail.

Gereja Katolik Syro-Malabar memiliki umat sebanyak 3,947,396 jiwa. Gereja Syro-Malabar menyebut diri mereka sebagai Kristen St. Thomas, karena iman mereka  berasal pewartaan Rasul Thomas. Mereka dulu berada dalam persekutuan Gereja Assiria Persia dan sekarang tetap mengikuti Ritus Suriah Timur (Kaldea). Portugis yang menjajah Goa melatinisasikan Gereja Syro-Malabar dengan mendudukan Uskup-uskup Portugis dan Ritus Latin di tahta-tahta Keuskupan Syro-Malabar pada abad ke-16, yang membawa pada pemberontakan pada tahun 1653. Persekutuan dengan Roma tertunda sampai pada tahun 1923 ketika Paus Pius IX mendirikan Hierarki Gereja katolik Syro-Malabar. Restorasi ritus Oriental ini telah membuat progres yang layak dipertimbangkan sejak Vatikan II. Paus Yohanes Paulus II menaikkan status Gereja Katolik Syro-Malabar menjadi Keuskupan Agung Mayor (Major Archepiscopal) pada tanggal 16 Desember 1992. Kepala Gereja Katolik Syro-Malabar sekarang adalah Uskup Agung Utama Ernakulam�Angamaly, Uskup Agung Utama George Kardinal Alencherry. Bahasa Liturgi yang digunakan adalah Malayalam.


Berbagai tradisi liturgis, disiplin dan struktur pemerintahan Gereja Katolik Timur mengekspresikan diversitas (keanekaragaman) Gereja Katolik. Setiap Gereja Katolik Timur adalah Gereja Katolik sehingga setiap umat Katolik Latin dapat menerima Komuni Kudus di setiap Gereja Katolik Timur begitu juga setiap umat Katolik Timur dapat menerima Komuni Kudus di Gereja Katolik Latin dan Gereja Katolik Timur lainnya.

Referensi:
1. Faith Facts: The Answers You Need. 2003. Eastern Catholic Churches. Catholics  United for the Faith (cuf.org). (main source)
4. Giga Catholic.

Pax et Bonum. 
update pertama 1 April 2012, update kedua 3 Agustus 2013.
Creative Commons License
22 Gereja Katolik Timur by Robby Kristian Sitohang is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.
Based on a work at indonesian-papist.blogspot.com.

Friday, March 9, 2012

Gereja Katolik Timur - Gereja Katolik Armenia

Kerajaan Armenia Kunoo dulunya mencakup wilayah Turki bagian Timur dan wilayah perbatasan antara Uni Sovyet dan Iran. Tanah Armenia Kuno ini memiliki asal-usul kristianitas dari penginjilan yang dilakukan oleh St. Bartolomeus dan St. Yudas Tadeus. Secara aktual, Gereja Katolik di Armenia berdiri secara resmi dan memiliki hierarki pada abad keempat diawali oleh aktivitas misioner St. Gregorius Sang Pencerah (Sang Illuminator), Rasul Armenia. Oleh karena rahmat Allah, St. Gregorius membawa Raja Tiridates (Trdat) III dari Armenia ke dalam pangkuan Gereja. Sang Raja kemudian memproklamirkan Kristianitas sebagai agama resmi negara pada tahun 301 AD. Hal ini terjadi 12 tahun sebelum Kaisar Konstantinus Agung mengeluarkan Edict Milan yang memberikan toleransi beragama bbagi umat Kristen di Kekaisaran Romawi. St. Gregorius Sang Illuminator ppunn ditunjuk sebagai Katolikos (Titel Kepala Gereja Armenia) pertama dari Gereja Armenia. Armenia menjadi negara kerajaan pertamaa yang mendeklarasikan Kristianitas sebagai agama resminya.

Sebuah katedral kemudian didirikan di Etchmiadzin yang sekarang menjadi pusat dari Gereja Apostolik Armenia (berbeda dari Katolik Armenia). Biarawan St. Mesrob Mashtots menemukan abjad Armenian sekitar tahun 406 yang menjadi faktor pendukung uuntuk menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa Armenia.

Uskup-uskup Armenia pada tahun 451 M tidak menghadiri Konsili Kalsedon yang diselenggarakan untuk mengatasi bidaah Monofisitisme. Hal ini terjadi karena di Armenia sedang bergejolak perang penting, Perang Avarayr, di mana Kerajaan Armenia berusaha mengatasi invasi Kerajaan Persia. Namun, pada tahun 506, Uskup-uskup Armenia kemudian angkat suara dan secara resmi menolak Konsili Kalsedon (451) dan lebih memilih mempertahankan bidaah monofisitisme. Dengan demikian lahirlah Gereja Apostolik Armenia yang mmasih eksis hingga sekarang.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f7/Cilician_Armenia-en.svg/1280px-Cilician_Armenia-en.svg.png
Peta Kerajaan Cilicia

Lama menjadi buffer state antara dua kekaisaran yang berseteru, Romawi dan Persia, serta mengalamai aneksasi dari Bizantium dan invasi Turki Seljuk, Kerajaan Armenia Kuno hancur pada tahun abad ke-11. Banyak orang Armenia kemudian melarikan diri ke Cilicia (Asia Minor tengah selatan) di mana Kerajaan Cilicia, Kerajaan Armenia yang baru, berdiri. Di sinilah orang-orang Armenia memiliki interaksi lebih banyak dengan Para Prajurit Salib Gereja Katolik Latin. Melalui interaksi ini, Gereja Armenia di Kerajaan Cilicia bersatu kembali dengan Gereja Katolik sejak tahun 1198 hingga tahun 1375 dimana Kerajaan Cilicia runtuh. Invasi Bangsa Turki Mameluk dari Mesir mengakhiri kerajaan ini. Sekali waktu, Gereja Armenia bersatu kembali dalam waktu singkat pada saat Konsili Florence 1439, tetapi kemudian terpisahkan lagi.

Sekitar tahun 1461, ketika orang-orang Armenia berada di bawah rezim baru, Turki Ottoman, Kepatriarkan Armenia di Konstantinopel didirikan dengan wilayah yurisdiksi yang sama dengan yang dimiliki oleh Kepatriarkan Yunani Konstantinopel. Pada masa itu, seturut persepsi teologis orang Turki mengenai negara, Bangsa Turki Ottoman mengklasifikasikan non-Muslim di wilayahnya berdasarkan keanggotaan klerikal (pemimpin agama mereka). Bangsa Yunani mencakup semua orang Kristen yang menjadi anggota ritus Yunani seperti orang Bulgaria, Serbia, Rumania, Ortodoks Albania, bahkan orang Arab Suriah dan juga kaum Hellen-Yunani. Patriark Yunani Konstantinopel hanya memiliki yurisdiksi di wilayah patriarkat-nya, yang berarti hanya di Thrace dan Anatolia. Patriark Yunani Konstantinopel sekaligus juga menjadi pemimpin politis dari seluruh umat Kristen Yunani.

Orang-orang Armenia yang memegang kewarganegaraan Turki, entah itu anggota Gereja Apostolik Armenia atau Gereja Katolik Armenia, tunduk dan berada di bawah otoritas gerejawi yang sama yaitu Patriark Armenia Konstantinopel. Sama seperti Patriark Yunani Konstantinopel, Patriark Armenia Konstantinopel ini juga sekaligus menjadi pemimpin politis bagi orang-orang Kristen Armenia.

Hal ini mengakibatkan umat Katolik Armenia tidak bisa membentuk Gereja mereka sendiri. Mereka pun dilarang memiliki otoritas gerejawi yang terpisah dari Kepatriarkan Armenia Konstantinopel. Mereka beribadah di gereja-gereja milik Kepatriarkan Armenia Konstantinopel serta dibaptis, dinikahkan, dimakamkan dan mencari keadilan di sana.

Di Kesultanan Turki Ottoman, terdapat juga sejumlah umat Katolik Latin dari Eropa yang tinggal di Konstantinopel jauh sebelum Turki Ottoman menginvasinya. Berdasarkan Kapitulasi tahun 1535 dan kehadiran duta besar orang-orang Eropa di Konstantinopel, umat Katolik Latin memiliki hak kebebasan beragama dan mereka memiliki gedung gereja dan hierarkinya sendiri. Jadi, ada dua kelompok Gereja Katolik hidup di wilayah Turki Ottoman. Yang satu mengalami penganiayaan, terpenjara dan terasingkan (Gereja-gereja Timur termasuk Katolik Armenia) dan yang satu dapat menghidupi iman Katolik mereka secara bebas.

Di luar yurisdiksi Patriark Armenia Konstantinopel, terdapat juga umat Katolik Armenia di Mardin, Aleppo, Yerusalem, Ispahan, Baghdad, Nakhitch�van, Semenanjung Crimea, Polandia, Transylvania, dan Italia. Beberapa hadir dalam jumlah banyak, dan yang lain dalam jumlah sedikit. Mereka tunduk pada pemimpin Armenia atau non-Armenia tempat mereka berada. Mereka adalah umat Katolik Armenia tanpa hierarki gerejawi.

Seiring waktu, terjadi perselisihan di antara umat Gereja Armenia, terutama di Konstantinopel. Umat Katolik Armenia ingin memiliki hierarki gerejawi mereka sendiri terdorong oleh keinginan akan kebebasan beragama dan penghentian penindasan terhadap hati nurani mereka. Sementara umat Gereja Armenia lain memilih mempertahankan status quo yang ada pada masa itu.

Sidang pertama kemerdekaan umat Katolik Armenia terjadi di ibu kota kesultanan pada tahun 1714 di bawah pengawasan Sultan Turki dan Patriark Armenia Konstantinopel. Sidang ini berakhir dengan hukuman penjara dan pengasingan terhadap para peserta. Di antara para tahanan penjara ini, terdapat Uskup Melkon Tazbazian yang dipilih menjadi Patriark Katolik Armenia (tetapi belum diratifikasi oleh Paus Roma) dan Uskup Abraham Ardzivian dari Allepo.
http://www.armeniancatholic.org/images/en/2/3/1/ardzivian.jpg
Catholicos Patriarch Abraham Bedros I Ardzivian (sumber: armeniancatholic.org)
Sidang kedua kemerdekaan dilaksanakan di Allepo, jauh dari ibu kota, pada tahun 1740. Abraham Ardzivian yang telah bebas kemudian diangkat sebagai Patriark Katolik Armenia dengan nama regnal Patriark Abraham Bedros I Ardzivian. Paus Benediktus XIV meratifikasi pengangkatan ini dan memberinya misi untuk menyatukan kembali umat Katolik Armenia yang tersebar di seluruh dunia di bawah otoritasnya. Rencananya sangat jelas tetapi realisasinya begitu lama. Dalam menjalankan rencananya, Patriark Ardzivian menghadapi banyak halangan. Kepatriarkan Katolik Armenia yang terbentuk tidak diakui oleh Kesultanan Turki Ottoman dan dianggap pengingkaran terhadap hukum di sana. Patriark Ardzivian pun dikejar-kejar karena ia dianggap melakukan kejahatan kriminal oleh pemerintah kesultanan. Melihat karang penghalang besar di Konstantinopel, Patriark Ardzivian membangun tahta kepatriarkannya di Beirut, Libanon, yang relatif lebih aman. Halangan kedua adalah para pemimpin Katolik Armenia dan Katolik Latin sebelum dia yang merasa keberatan untuk bertanggungjawab pada otoritas baru ini. Menghadapi hal ini, Tahta Suci pertama-tama lebih memilih membiarkan umat Katolik Armenia di Konstantinopel tetap berada di bawah otoritas Uskup Agung Latin sampai kemudian Keuskupan Katolik Armenia di sana terbentuk dan umat Katolik Armenia yang lain berada di bawah otoritas Patriark Ardzivian di Bzommar (Libanon). Dengan demikian, umat Katolik Armenia memiliki dua pusat otoritas: Konstantinopel dan Bzommar yang akhirnya disatukan pada tahun 1866. Gereja Katolik Armenia pernah mengalami masa kelam ketika Turki melakukan genosida terhadap etnis Armenia (1915-1916) yang mengakibatkan sebagian besar umat Katolik Armenia kehilangan nyawanya.
http://www.armeniancatholic.org/images/en/2/1/patriarche.jpg
Catholicos Patriarch Nerses Bedros XIX Tamouni (sumber: armeniancatholic.org)
Gereja Katolik Armenia sekarang ini memiliki umat berjumlah 593,459 jiwa, dengan yurisdiksi gerejawi berupa satu Tahta Patriarkal Cilicia yang mencakup Libanon dan Turki serta berbagai keuskupan di Syria, Argentina, Mesir, Prancis, Iran, Irak, Libanon, Amerika Serikat (mencakup Kanada), Turki dan Ukraina. Terdapat juga Eksarkat Apostolik di Amerika Latin dan Meksiko dan juga Ordinariat di Eropa Timur (Armenia), Yunani dan Rumania. Kepala Gereja Katolik Armenia sekarang adalah Patriark Nerses Bedros xXIX Tamouni yang tinggal di Beirut, Libanon. Bahasa Liturgi Gereja ini adalah Bahasa Armenia Klasik.

Referensi:

Monday, March 5, 2012

Data Statistik Gereja Katolik Timur

Berikut ini adalah data-data statistik Gereja Katolik Timur tahun 2010 yang dikompilasikan oleh RP. Ronald G. Roberson, CSP dengan bersumber pada Annuario Pontificio tahun 2010. Data statistik ini tidak mencakup perubahan-perubahan yurisdiksi berupa peningkatan status atau pemekaran wilayah gerejawi  yang terjadi di Gereja-gereja Katolik Timur semenjak tahun 2010 ke atas hingga sekarang. Tabel Statistik berupa gambar/image, silahkan klik gambar untuk memperbesar tampilannya.

Daftar Singkatan dan Terjemahan:
Bish = Bishop = Uskup, 
Par = Parishes = Paroki, 
SecPr = Secular Priests = Imam Diosesan, 
RelPr = Religious Priests = Imam Religius, 
MRel = Male Religious = Biarawan, 
FRel = Female Religious = Biarawati, 
PD = Permanent Deacons =  Diakon Permanen, 
Sm = Seminarians = Seminaris

  
Gereja Katolik Yunani-Melkite
Gereja Katolik Ethiopia, Gereja Katolik Syro-Malankara dan Gereja Katolik Suriah

Gereja Katolik Ruthenia, Gereja Katolik Yunani-Rumania, Gereja Katolik Yunani di eks-Yugoslavia, Gereja Katolik Yunani di Yunani, Gereja Katolik Bulgaria
Gereja Katolik Slovakia, Gereja Katolik Italo-Albania, Gereja Katolik Hungaria, Gereja Katolik Albania, dan Ordinariat umat-umat beriman berbagai Katolik Timur tanpa hierarki masing-masing.
Gereja Katolik Armenia dan Gereja Katolik Koptik
Gereja Katolik Khaldea
Gereja Katolik Yunani-Ukraina
Gereja Katolik Syro-Malabar
Gereja Katolik Maronit

Pax et Bonum

Thursday, March 1, 2012

Formula Paus Santo Hormisdas


Pope St. Hormisdas (sumber: flickr.com)
Pengakuan dan penerimaan akan Tome (Buku) Paus St. Leo Agung pada Konsili Kalsedon tahun 451 M tidak serta merta mengakhiri pengaruh bidaah Eutychianisme dan Monofisitisme. Pada tahun 484, Patriark Konstantinopel bernama Acacius diekskomunikasi oleh Paus St. Feliks III karena mendukung Henotikon karya Kaisar Bizantium bernama Zeno. Henotikon adalah hukum yang dibuat dan disusun oleh Kaisar Zeno untuk merekonsiliasikan Katolik dengan kaum Monofisit. Henoticon ini sama sekali tidak berhasil memenuhi tujuannya, cenderung sesat dan akhirnya menyebabkan skisma timur oleh Konstantinopel yang lebih dikenal dengan nama Skisma Acacian. Konstantinopel meninggalkan persatuannya dengan Gereja Katolik.

Skisma ini berlangsung selama beberapa tahun hingga akhirnya dipulihkan dalam masa Paus St. Hormisdas (20 Juli 514- 6 Agustus 523) melalui Formula St. Hormisdas yang ditetapkan pada tahun 519 M di Konstantinopel. Dalam dokumen ini, ia menegaskan mengenai penerimaan penuh para uskup terhadap teologi dogmatis dalam Tome Paus St. Leo Agung. Dia juga menegaskan mengenai pengakuan akan Tahta St. Petrus di Roma sebagai tempat di mana �perlindungan yang menyeluruh, benar dan sempurna dari agama Kristen berada.� Formula ini secara resmi ditandatangani Kaisar Romawi Timur, Patriark Konstantinopel (yang memberi sebuah komentar tetapi tidak menolak formula itu sendiri) dan 250 uskup timur. Berdasarkan formula ini juga, keutamaan Paus Roma tidaklah berdasarkan pada situasi dan kondisi politik (faktanya, Kekaisaran Romawi Barat telah berakhir lebih dari 40 tahun sebelum formula ini) tetapi berdasarkan pada janji Kristus kepada St. Petrus. �Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.� (Mat 16:18)

Berikut ini terjemahan Formula St. Hormisdas:
Syarat pertama keselamatan adalah menjaga norma dari iman yang benar dan tidak ada jalan untuk menyimpang dari ajaran yang ditetapkan oleh para Bapa (Bapa Gereja, red).

Karena adalah tidak mungkin bahwa kata-kata dari Tuhan kita Yesus Kristus yang berkata, �Engkau adalah Petrus dan di atas Batu Karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku,� (Mat 16:18) tidak dapat dibuktikan. Dan kebenarannya (kata-kata Kristus, red) telah dibuktikan oleh peristiwa sejarah, karena di dalam Tahta Apostolik (Tahta Suci Roma, red) , agama Katolik telah selalu dijaga tak bercela.

Dari harapan dan iman ini kami (para uskup yang menerima formula ini, red) dengan tidak bermaksud ingin terpisah, dan mengikuti doktrin dari para Bapa (Bapa Gereja); kami mengumumkan anathema kepada semua ajaran sesat, dan terutama Si Sesat Nestorius, mantan Uskup Konstantinopel, yang telah dihukum oleh Konsili Efesus, oleh Yang Terberkati Selestinus, Uskup Roma, dan oleh yang terhormat Sirillus, Uskup Alexandria.

Kami demikian juga menghukum dan mengumumkan anathema kepada Eutyches dan Dioscoros dari Alexandria, yang telah dihukum dalam Konsili Suci Kalsedon, yang mana kami ikuti dan kami pimpin. Konsili ini mengikuti Konsili Suci Nicea dan mewartakan iman apostolik. Dan kami menghukum Si Pembunuh Timotius, yang dijuluki Aelurus [�The Cat�] dan juga Petrus [Mongos] dari Alexandria, para murid dan pengikutnya dalam segala hal. Kami juga mengumumkan anathema kepada pembantu dan pengikut mereka, Acacius dari Konstantinopel, seorang Uskup yang pernah dihukum oleh Tahta Apostolik, dan semua orang yang tetap berada dalam hubungan dan persekutuan dengan mereka. Karena Acacius ini menggabungkan dirinya sendiri ke persekutuan mereka, dia layak untuk menerima penghakiman hukuman yang sama dengan mereka. Lebih jauh lagi, kami menghukum Petrus [�The Fuller�] dari Antiokia beserta seluruh pengikutnya bersama-sama dengan pengikut-pengikut dari semua orang yang disebutkan di atas.

Berdasarkan pada - sesuai yang kami sampaikan sebelumnya - Tahta Apostolik dalam semua hal dan memproklamirkan semua keputusannya, kami menyetujui dan menerima semua surat yang Paus St. Leo tulis mengenai agama Kristen. Dan begitu juga saya berharap saya boleh layak untuk bersatu denganmu dalam satu persekutuan yang Tahta Suci proklamirkan, yang di dalamnya perlindungan menyeluruh, benar dan sempurna agama Kristen berdiam. Saya berjanji bahwa dari sekarang terhadap mereka-mereka yang berpisah dari persekutuan Gereja Katolik, yaitu mereka yang tidak berada dalam persetujuan dengan Tahta Apostolik, nama mereka tidak akan dibacakan selama misteri-misteri suci. Tapi, bila saya mengusahakan bahkan penyimpangan paling kecil dari pengakuan saya, saya mengakui bahwa berdasarkan deklarasi milik saya, saya adalah seorang kaki tangan bagi mereka yang telah saya hukum. Saya telah menandatangani ini, pengakuan saya, dengan tangan saya sendiri, dan saya telah mengarahkannya kepadamu, Hormisdas, Paus Roma yang Kudus dan Terhormat.

Teks Asli:
Diterjemahkan oleh Indonesian Papist. Pax et bonum