Latest News

Showing posts with label Katekese. Show all posts
Showing posts with label Katekese. Show all posts

Sunday, February 5, 2012

Allah Yang Maha Rahim dan Neraka


Christ' Extreme Humility Icon
Seorang anggota fanspage Gereja Katolik bertanya demikian pada salah satu link Katekese Mengenai Siksa Kekal / Neraka menurut Katolik:
Di manakah Allah Yang Maha Kasih lagi Maha Rahim itu bila hidup manusia yang cuma sekian puluh tahun dengan beberapa kesalahan tapi mendapat siksa kekal?
Bagaimana jawaban atas pertanyaan ini? Pertama-tama mari kita lihat apa kata Kompendium Katekismus Gereja Katolik (KKGK).
Bagaimana adanya neraka ini diperdamaikan dengan kebaikan Allah yang tak terbatas?
Allah menghendaki �supaya semua orang berbalik dan bertobat� (2Pet 3:9), namun Ia menciptakan manusia dalam keadaan bebas, dan manusia sendiri mempunyai tanggung jawab; Allah menghargai keputusan-keputusan kita. Karena itu, manusialah yang dengan bebas memisahkan dirinya dari kesatuan dengan Allah jika pada saat kematian dia tetap berpegang teguh pada pendiriannya dalam dosa berat dan menolak cinta dan kerahiman Allah. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik 213)
Kompendium Katekismus Gereja Katolik 213 ini kemudian merujuk kepada artikel yang lebih jelas dan detail dari Katekismus Gereja Katolik (KGK) 1036-1037:
KGK 1036 Pernyataan-pernyataan Kitab Suci dan ajaran Gereja mengenai neraka merupakan peringatan kepada manusia, supaya mempergunakan kebebasannya secara bertanggung jawab dalam hubungannya dengan nasib abadinya. Semua itu juga merupakan himbauan yang mendesak supaya bertobat: "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya" (Mat 7:13-14).
"Karena kita tidak mengetahui hari maupun jamnya, atas anjuran Tuhan kita wajib berjaga terus-menerus, agar setelah mengakhiri perjalanan hidup kita di dunia hanya satu kali saja, kita bersama dengan-Nya memasuki pesta pernikahan, dan pantas digolongkan pada mereka yang diberkati, dan supaya janganlah kita seperti hamba yang jahat dan malas, diperintahkan enyah ke dalam api yang kekal, ke dalam kegelapan di luar, tempat 'ratapan dan kertakan gigi'" (LG 48).
KGK 1037 Tidak ada seorang pun ditentukan lebih dahulu oleh Tuhan supaya masuk ke dalam neraka Bdk. DS 397; 1567.; hanya pengingkaran secara sukarela terhadap Tuhan (dosa berat), di mana orang bertahan sampai akhir, mengantarnya ke sana. Dalam perayaan Ekaristi dan dalam doa harian umatnya Gereja senantiasa mohon belas kasihan Allah, supaya "jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (2 Ptr 3:9):
"Terimalah dengan rela persembahan umat-Mu. Bimbinglah jalan hidup kami dan selamatkanlah kami dari hukuman abadi agar tetap menjadi umat kesayangan-Mu (MR, Doa Syukur Agung Romawi 88).
Dengan penjelasan dari kedua dokumen Gereja di atas, hendaknya kita jangan mempertanyakan kerahiman Allah. Manusia itu sudah sepantasnya masuk neraka oleh karena mati kekudusan yang diterima dari Adam dan Hawa. Tapi Ia adalah Maharahim. Apa pengorbanan-Nya di kayu salib tidak menunjukkan itu? Apakah pengampunan-Nya di dalam Sakramen Rekonsiliasi/Tobat tidak menunjukkan Ia adalah Maharahim?

Harusnya kitalah yang mempertanyakan diri kita sendiri, �apakah saya yang berdosa ini mau menanggapi rahmat sehingga bertobat atau tidak?� Manusia sekarang ini sukanya membenarkan diri dengan kalimat "Allah itu Mahakasih dan Maharahim" tapi tidak mau menanggapi rahmat untuk bertobat.  Hendaklah kita sadari bahwa rahmat dari Pengorbanan Allah di kayu salib sudah cukup untuk membuat semua orang selamat, tetapi rahmat yang cukup ini menjadi tidak efektif bila kita menolak rahmat ini dengan tidak mau bertobat atau terus menerus hidup dalam dosa.

Pax et bonum

Wednesday, January 25, 2012

Segala Nubuat Terpenuhi di dalam Yesus Kristus


Ikon "Life Of Christ"
Yesus Kristus telah diutus Allah untuk menebus kita dan untuk menyampaikan kepada kita warta gembira-Nya. � ... Yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi, telah kami ketemukan ialah Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.� (Yoh 1:45). Salah satu argumen yang paling kuat untuk menonjolkan perutusan Yesus ialah bahwa segala nubuat telah dipenuhi di dalam Dia.

I. Asal-usul. Sesuai dengan nubuat yang ada maka Mesias terjanji adalah putera Abraham dari garis Yehuda dan Daud. Matius menjabarkan silsilah yang mulai dengan Abraham dan berakhir dengan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. (Mat 1:16). Menurut tafsiran Yahudi, Yesus dengan sesungguhnya putera Daud, karena Yusuf, kepala keluarga di mana Ia dilahirkan, berasal dari Daud. Generasi Kristen pertama pun pada umumnya mengetahui bahwa Ia berasal dari suku Yehuda. (Ibr 7:14)

Yesaya bernubuat bahwa Mesias akan dilahirkan dari seorang perawan. �Sesungguhnya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.� (Mat 1:23). Juga tempat kelahiran Mesias diketahui dengan pasti. Kitab Suci mengatakan bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal. (Yoh 7:42). Ke sanalah juga Herodes mengirim orang majus dari wilayah timur dan itu pun berdasarkan nubuat Nabi Mikha. �Dan, Engkau  Betlehem, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil... karena dari padamu akan bangkit seorang pemimpin.� (Mat 2:6)

Ada lagi satu nubuat yang mengatakan bahwa Mesias akan datang dari Nazaret: �Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh para nabi, bahwa Ia akan disebut orang Nazaret.� (Mat 2:23)

II. Tahun-tahun Pertama. Kejadian yang sangat penting selama pemukiman singkat di Betlehem ialah kedatangan orang majus. Mereka datang menyembah Kanak-kanak Yesus dan menyerahkan persembahannya. Dengan demikian terpenuhi lagi satu nubuat. (Yes 72:10). Sedangkan kejadian yang menyedihkan, ialah pembunuhan anak-anak Betlehem, merupakan terpenuhinya nubuat nabi Yeremia. (Yer 31:15)

III. Perintis. Nabi Maleakhi bernubuat bahwa seorang perintis akan mendahului kedatangan Mesias. (Mal 3:1). Tentang perintis ini, Yesaya berkata; �Ada suara yang berseru-seru: Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya.� (Yes 40:3-5)

Hal ini sudah dipenuhi dalam diri Yohanes Pembaptis. Ia mempergunakan kata-kata itu dengan jelas. Ia tidak minta penghormatan Mesias bagi dirinya. �Aku bukan Mesias� (Yoh 1:20), tetapi suara orang yang berseru-seru di padang gurun seperti yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya.

Yesus sendiri memberi kesaksian, bahwa apa yang dinubuatkan oleh nabi Maleakhi telah terpenuhi dalam Yohanes. � ... tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.� (Mat 11:10)

IV. Raja. Ada nubuat yang mengatakan bahwa Mesias adalah raja, imam dan nabi. Kristus telah menampilkan diri sebagai raja. Di depan hakim ia mengaku bahwa Ia raja. �Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja.� (Yoh 18:36). Masyarakat memandang Dia sebagai raja: �Engkaulah raja orang Israel.� (Yoh 1:49), dan musuh-musuh-Nya mempergunakan kata yang sama untuk mengolok-olok Dia, ketika Ia bergantung lemah tidak berdaya di kayu salib. "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.� (Mat 27:42)

V. Imam. Kristus tampil sebagai imam. Pada saat Kristus menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Kita mempunyai Imam Besar Agung yaitu Yesus. (Ibr 4:14). Ia adalah pengantara dari suatu perjanjian yang baru. (Ibr 9:15). Ia telah ditetapkan dengan sumpah oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Tuhan telah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal: Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya." (Ibr 7:21)

Pikiran biasa tidak mampu melihat nubuat itu terpenuhi di dalam Kristus. Hanya kepercayaan dapat melihat kematian Kristus di kayu salib sebagai pengorbanan seorang Imam Agung. Ia sendiri telah mengatakan sebelumnya, bahwa Ia datang untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. (Mat 20:28). Dan karena pengorbanan yang Ia persembahkan untuk menghapus dosa. (Ibr 9:26). Ia adalah Imam Agung, Imam Mahasempurna, oleh karena Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tidak bercacat. (Ibr 9:14). Dan karena oleh satu korban saja, Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.( Ibr 10:14)

VI. Nabi. Mesias ditampilkan sebagai nabi. Ia nabi bukan hanya karena nubuat yang Ia lakukan, tetapi terutama karena Ia datang atas nama Tuhan untuk menyampaikan suatu berita kepada manusia. Aku datang dalam nama Bapa-Ku (Yoh 5:43) dan apa yang Kudengar dari pada-Nya itulah yang Kukatakan kepada dunia (Yoh 8:26). Karena itu Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa dan tidak seperti ahli taurat. (Mrk 1:22). Melalui karya-Nya, ialah mujizat-Nya, Ia mengundang para pendengar agar percaya kepada pewartaan-Nya.

VII. Hamba Allah. Mesias digambarkan sebagai raja dengan kekuasaan rohani dan agama. Ia ditampilkan sebagai imam yang dengan sukarela dan tabah mengorbankan diri dan menyerahkan diri kepada keganasan musuh-musuh-Nya demi kebahagiaan umat-Nya. Ia juga ditampilkan sebagai nabi ideal, sebagai seorang Musa yang lain, yang dengan setia dan tanpa ragu-ragu, tetapi juga dengan rendah hati dan lemah lembut menjalankan perutusan-Nya dan dengan sekuat tenaga membela orang-orang-Nya. Ia adalah pewarta kebahagiaan ilahi. �Roh Tuhan Allah ada pada-Ku, oleh karena Tuhan telah mengurapi Aku; Ia telah mengutus Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang yang remuk hati, untuk memberitakan kebebasan kepada orang tawanan dan kepada orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan.� (Yes 61:1-2). Itulah gambaran mengenai Yesus. Dan sebagai kelanjutannya dikatakan di dalam Injil; �Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia mulai mengajar mereka dengan berkata: �Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.� Dan semua orang membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya.� (Luk 4:20-22)

VIII. Penghinaan. Gambaran mengenai Mesias tidak hanya menunjukkan segi-segi cerah. Ada juga nubuat yang membicarakan tentang perlawanan, pertentangan, penolakan, yang berakhir dengan kesengsaraan dan kematian Kristus. Meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?" Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga: "Ia telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka." Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia. (Yoh 12:37-41)

Perjanjian Baru melihat Kristus sebagai batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, tetapi yang telah menjadi batu penjuru (Mat 21:42) dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk (Mat 21:44).

IX. Hari-hari terakhir. Beberapa peristiwa penting menjelang akhir kehidupan-Nya menunjukkan lagi bahwa nubuat-nubuat telah terpenuhi semuanya. Yesus mengendarai seekor keledai dielu-elukan di Yerusalem (Mat 21:5). Pengkhianatan dan tigapuluh keping perak, serta kematian diterima dengan tanpa keluhan: Sebagai seekor domba Ia dibawa ke pembantaian (Kis 8:32). Penyesahan harus diderita-Nya; Ia adalah ulat dan bukan manusia (Mzm 22:7). Ia diperlakukan sebagai penjahat. Ia dihina, pakaian-Nya dibagi dan jubah-Nya diundi, kehausan-Nya dipuaskan dengan cuka, lambung-Nya ditikam, dan pengkhianat-Nya mati.

X. Kemuliaan. Kebangkitan Kristus telah dinubuatkan juga. Pada hari Pentakosta, Santo Petrus mengenakan Mazmur 16 kepada Kristus: � ... tubuhku akan diam dengan tenteram, sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.� (Kis 2:26-27). Juga kenaikan Kristus telah dinubuatkan dalam Kitab Mazmur: �Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu.� (Kis 2:34-35)

Sesudah itu tersebarlah Kerajaan Kristus ke seluruh dunia. Juga ini telah tercantum di dalam nubuat-nubuat, di mana sering dibicarakan tentang kerajaan universil dari Orang yang diurapi Allah. Kerajaan-Nya adalah kerajaan rahmat. Kerajaan itu tidak terbatas pada Israel. �Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.� (Yes 49:6). Semuanya itu telah dipenuhi di dalam Kristus dan di dalam semua orang yang terhimpun di dalam Gereja. Santo Paulus melihat permulaan dari pemenuhan nubuat yang mengatakan: �Pujilah Allah, hai orang-orang yang bukan Yahudi, pujilah dia, hai semua bangsa.� (Rom 15:11)

XI. Kesimpulan. Yesus Kristus adalah Penebus yang terjanji. Karena di dalam Dia telah terpenuhi segala sesuatu yang telah dinubuatkan. Tidak ada seorang lain, baik sebelum maupun sesudah Dia dapat mengatakan ini tentang dirinya. Kristus sendiri berkata: �Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.� (Yoh 5:46)

Sumber: Aku Percaya hlm. 31-35 karya Pater Herman Embruiru, SVD.
pax et bonum

Saturday, January 21, 2012

Gereja Universal dan Gereja Partikular


Ketika dikatakan bahwa Kristus mendirikan Gereja Katolik, banyak umat Katolik di Indonesia akan menganggapnya bahwa Gereja  Katolik yang dimaksud hanyalah Katolik Roma saja.

Hal ini wajar karena di Indonesia hanya ada Keuskupan dan Paroki Katolik Roma, akhirnya terjadi salah kaprah hingga terjadi pengidentikkan Gereja Katolik = Gereja Katolik Roma.

Tetapi kita harus menghilangkan salah kaprah ini. Kita mulai dulu dari pengenalan istilah yang penting.

1. Gereja Universal, yaitu Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri, Gereja Katolik. Gereja itu Katolik, artinya Universal, karena Kristus hadir di dalamnya. �Di mana terdapat Kristus, di sana jugalah Gereja Katolik� (Santo Ignatius dari Antiokia) [Bdk KKGK no. 166]

2. Gereja Partikular, yaitu Keuskupan atau Eparki, didirikan oleh St. Petrus dan para Rasul yang kemudian diteruskan oleh Para Paus dan Para Uskup. Hingga sekarang pendirian Gereja partikular masih berlanjut. Gereja partikular adalah persekutuan umat beriman dalam kesatuan iman dan sakramen dengan Uskup mereka yang ditahbiskan dalam tradisi Apostolik dan dalam kesatuan dengan Gereja Roma "yang memimpin dalam kasih" (St. Ignatius dari Antiokia). [bdk KKGK 167]
Dengan demikian, kita bisa menyebut Keuskupan Agung Jakarta dengan sebutan Gereja Jakarta, Keuskupan Agung Medan dengan Gereja Medan, Keuskupan Agung Ende dengan sebutan Gereja Ende dst. Gereja partikular termuda sejauh ini adalah Gereja Ifakara di negara Tanzania, benua afrika, yang didirikan pada tanggal 14 Januari 2012.

ok, katekese dimulai...

Konsepsi (Pengandungan) Gereja dimulai sejak pernyataan Yesus Kristus pada Matius 16:18-19, di mana Ia berkata "Di atas batu karang ini AKAN kudirikan Gereja-Ku". Pada saat ini, Gereja belum berdiri tetapi akan berdiri. Para Bapa Gereja menyatakan proses persalinan Gereja dimulai sejak Yesus disalibkan. Gereja muncul dari lambung Yesus yang terbuka. Dari lambung-Nya, keluar darah dan air. Inilah darah yang membawa kehidupan, yang kita minum dalam perayaan Ekaristi. Air menandakan pembaptisan yang membersihkan kita dari segala noda dosa. Lalu Kapan Gereja lahir? Pada saat PPentakosta ketika Roh Kudus diutus kepada Para Rasul. Hari Pentakosta adalah hari kelahiran Gereja Universal.

Sampai di sini kita sudah tahu kalau Gereja Universal sudah lahir. Lalu, seturut perintah Yesus Kristus untuk memberitakan Injil kepada seluruh bangsa, Para Rasul pun berpencar-pencar ke berbagai penjuru dunia. Pewartaan Injil oleh Para Rasul diikuti dengan pendirian Gereja-gereja partikular oleh mereka. St. Petrus pertama-tama mendirikan Gereja Antiokia lalu menyerahkannya kepada St. Evodius dan kemudian pergi ke Roma, mendirikan Gereja Roma dan menjadi Uskup di sana hingga menjadi martir. St. Andreas ke AAsia Kecil dan Bizantium, St. Bartolomeus dan St. Tadeus ke Armenia, St. Thomas ke wilayah Chaldea (Babilonia) lalu ke India, St. Markus ke Afrika mendirikan Gereja Alexandria, St. Yohanes Rasul ke Efesus dan menjadi Uskup di sana. Demikianlah akhirnya berdiri begitu banyak Gereja partikular tetapi tetap bersekutu dan berada dalam persatuan dengan Gereja Roma sebagai ppemimpin dalam kasih karena di Roma lah, pemegang kunci kerajaan surga berada.

Dari sinii kita bisa mengatakan Gereja Katolik adalah Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus berupa Persekutuan Gereja-gereja partikular dengan Gereja Roma sebagai Gereja yang memimpin persekutuan ini.

Bagaimana mendeskripsikan hubungan antara Gereja Universal dengan Gereja partikular ini? Berdasarkan dokumen Kongregasi Doktrin Iman mengenai "Sister Churches" artikel 10, Gereja Universal digambarkan sebagai Bunda Gereja dengan Gereja-gereja partikular sebagai Puteri dari Bunda Gereja tersebut. Dengan demikian; Gereja Roma, Gereja Alexandria, Gereja Jakarta, Gereja Semarang, Gereja New York, Gereja Pontianak, dll adalah saudara dalam pangkuan Bunda Gereja Universal.

Bunda Gereja Katolik mengalami beberapa kali dukacita ditinggal oleh puteri-puterinya. Sebut saja, paska Konsili Kalsedon 451 M yang menghukum ajaran sesat Monofisitisme yang akhirnya membuat sejumlah Gereja-gereja partikular memisahkan diri dari Bunda Gereja Katolik dan kemudian membentuk persekutuan sendiri bernama Gereja Ortodoks Oriental dengan Uskup Oriental Alexandria ssebagai pemimpin persekutuan ini. Kemudian, paska Skisma Besar 1054, Gereja-gereja partikular memisahkan diri dari Bunda Gereja Katolik dan kemudian membentuk persekutuan sendiri bernama Gereja Ortodoks TTimur dengan Uskup Konstantinopel sebagai pemimpin persekutuan ini.

Meskipun demikian, Bunda Gereja Katolik selalu berusaha membawa pulang puteri-puteri terpisah tersebut kembali ke pangkuannya. Usaha ini memang belum selesai tetapi telah membuahkan sejumlah hasil. Sebagian puteri-puteri Gereja pulang ke pangkuan Bunda Gereja. Kebanyakan adalah mereka yang keluar dari persekutuan-persekutuan di atas dan memilih pulang ke Gereja Katolik. Puteri-puteri Bunda Gereja yang telah pulang kembali ini sering kita sebut sebagai Gereja Katolik Timur, walaupun demikian ada pula dua Puteri Gereja dari Timur yang tidak pernah keluar dari pangkuan Bunda Gereja.

Berikut ini daftar ke-22 nama Gereja Katolik Timur, yaitu Gereja-gereja Timur yang berada dalam pangkuan Bunda Gereja Katolik beserta lokasi tempat mereka berpusat, sebagaimana yang tercantum dalam Annuario Pontificio dari Tahta Suci (tanggal persatuan atau pendirian di dalam tanda kurung):

+ Tradisi liturgi Aleksandria:
1. Gereja Katolik Koptik : Kairo Mesir (1741)
2. Gereja Katolik Ethiopia : Addis Ababa, Ethiopia, Eritrea (1846)

+ Ritus liturgi Antiokhia atau Siria-Barat:
1. Gereja Maronit : Bkerke Libanon (persatuan dikukuhkan kembali pada 1182)
2. Gereja Katolik Suryani : Beirut (1781)
3. Gereja Katolik Siro-Malankara : Trivandrum, India (1930)

+ Tradisi liturgi Armenia:
1. Gereja Katolik Armenia : Beirut, Libanon(1742)

+ Tradisi liturgi Kaldea atau Siria-Timur:
1. Gereja Katolik Kaldea : Baghdad, Irak (1692)
2. Gereja Siro-Malabar : Ernakulam, India (tanggal persatuan masih diperdebatkan)

+ Tradisi liturgi Bizantium atau Konstantinopolitan:
1. Gereja Katolik Yunani Albania : Albania (1628)
2. Gereja Katolik Yunani Belarusia : Belarusia (1596)
3. Gereja Katolik Yunani Bulgaria : Sofia, Bulgaria (1861)
4. Gereja Bizantium Eparki Kri�evci : Kri�evci, Ruski Krstur Kroasia (1611)
5. Gereja Katolik Bizantium Yunani : Athena, Yunani, Turki (1829)
6. Gereja Katolik Yunani Hungaria : Nyiregyh�za, Hungaria (1646)
7. Gereja Katolik Italo-Yunani : Italia (Tidak pernah berpisah dari Gereja Katolik)
8. Gereja Katolik Yunani Makedonia : Skopje, Republik Makedonia (1918)
9. Gereja Katolik Yunani Melkit : Damaskus, Siria (1726)
10. Gereja Rumania Bersatu dengan Roma, Katolik-Yunani : Blaj Rumania (1697)
11. Gereja Katolik Rusia : Rusia (1905)
12. Gereja Katolik Ruthenia : Uzhhorod (1646)
13. Gereja Katolik Yunani Slowakia : Pre�ov Republik Slowakia (1646)
14. Gereja Katolik Yunani Ukraina : Kiev Ukraina (1595)

Tentang persekutuan Protestan, Bunda Gereja Katolik tidak mengenal mereka sebagai Gereja  melainkan sebagai persekutuan gerejawi. Hal ini karena mereka tidak memiliki Suksesi Apostolik yang sah sehingga kita tidak bisa menelusuri jalur apostolik dari para pemimpin mereka.

Setiap Puteri-puteri Gereja Katolik mengakui dan memiliki ajaran iman dan moral yang sama dengan Bunda Gereja Katolik. Setiap Puteri-puteri Gereja Katolik berada dalam kesatuan iman dan sakramental satu sama lainnya. Adanya Puteri-puteri Gereja Katolik ini tidak menjadikan Gereja Katolik terdiri dari banyak aliran atau denominasi layaknya yang terjadi di saudara-saudari terpisah Protestan. Setiap denominasi Protestan pasti mempunyai ajaran iman dan moral yang berbeda satu sama lain, tetapi setiap Puteri Gereja Katolik pasti mempunyai ajaran iman dan moral yang sama satu sama lain. Pax et Bonum, Indonesian Papist.

Thursday, January 19, 2012

Katekese: Gereja Katolik, Gereja yang Trinitaris


Seorang admin page Gereja Katolik memberikan link sebuah artikel yang berjudul "Benarkah Yesus Tidak Mendirikan Agama?" yang menegaskan bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh mendirikan dan hanya mendirikan Gereja Katolik di atas Sang Batu Karang, St. Petrus. Artikel ini merupakan tanggapan pula terhadap sebuah video oleh anak muda AS yang berjudul "Why i hate religion, but love Jesus". Topik ini menjadi sangat begitu hangat diperbincangkan di dunia maya terutama di Barat. Banyak Imam Katolik dan blogger-blogger Katolik menanggapi video tersebut dengan menegaskan bahwa Kristus memang mendirikan Gereja Katolik dan berarti kita tidak dapat membenci agama Katolik. Mereka hendak meluruskan pemahaman yang keliru dari anak muda ini.

Salah satu dari banyak blogger Katolik tersebut ternyata melihat bahwa pernyataan anak muda AS ini serupa dengan ajaran sesat abad ke-3 bernama Montanisme yang menolak peran Gereja Katolik dalam pengudusan dan karya keselamatan bagi manusia. Analisa ringannya cukup menjelaskan bahwa memang pernyataan anak muda AS tersebut adalah "Montanisme yang lahir kembali." Montanisme telah ditolak sejak kemunculannya oleh berbagai sinode Para Uskup dan juga oleh Paus St. Zephyrinus.

Kembali ke artikel dari admin Gereja Katolik. Mendadak tautan itu menjadi ramai dengan diskusi antara Katolik Pro-Kristus mendirikan Gereja Katolik dengan Katolik kontra-Kristus mendirikan Gereja Katolik. Yang Pro membawa berbagai pembelaan apologetis dengan berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium. Sementara yang kontra cenderung berpendapat "menurut saya", berpendapat menurut pemahaman mereka sendiri.

Tentu, page Gereja Katolik ini setia dengan iman dan ajaran Katolik. Page Gereja Katolik mengimani bahwa Kristus memang mendirikan dan hanya mendirikan Gereja Katolik di atas St. Petrus. Tidak ada lagi Gereja lain yang didirikan oleh Kristus sendiri.

Mungkin mereka yang kontra-Kristus mendirikan Gereja Katolik adalah mereka yang kurang mendapatkan katekese ajaran iman Katolik yang memadai, bisa juga mungkin karena mereka terpengaruh arus indifferentisme dan relativisme iman, dan bisa juga karena alasan yang lain atau mungkin malah ada juga umat non-Katolik yang hendak membantahnya. Oleh karena itu, page ini akan membagikan katekese tentang "Gereja Katolik Gereja yang Trinitaris.�

1. Pendirian Gereja adalah bagian dari rencana Allah bagi manusia. (Kompendium KGK 1)

Allah, yang sempurna dan penuh bahagia, berencana membagikan kebaikan- Nya dengan menciptakan manusia agar manusia ikut ambil bagian dalam kebahagiaan-Nya. Dalam kepenuhan waktu, ketika saatnya tiba, Allah Bapa mengutus Putra-Nya sebagai Penebus dan Penyelamat manusia, yang sudah jatuh ke dalam dosa, memanggil semuanya ke dalam Gereja-Nya, dan melalui karya Roh Kudus, mengangkat mereka sebagai anak-anak-Nya dan pewaris kebahagiaan abadi.

2. Gereja adalah keputusan yang tercakup dalam hati Bapa. (KGK 760)

"Atas keputusan kebijaksanaan serta kebaikan-Nya yang sama sekali bebas dan rahasia, Bapa yang kekal menciptakan dunia semesta. Ia menetapkan bahwa Ia akan mengangkat manusia untuk ikut serta menghayati hidup ilahi", ke situlah Ia memanggil semua manusia dalam Putera-Nya. "Bapa menetapkan untuk menghimpun mereka yang beriman akan Kristus dalam Gereja Kudus". "Keluarga Allah" ini dibentuk dan direalisasikan sesuai dengan pertimbangan Bapa langkah demi langkah dalam peredaran sejarah umat manusia. Karena "Gereja itu sejak awal dunia telah dipralambangkan, serta disiapkan dalam sejarah bangsa Israel dan dalam Perjanjian Lama. Gereja didirikan pada zaman terakhir, ditampilkan berkat pencurahan Roh, dan akan disempurnakan pada akhir zaman".

3. Dunia diciptakan demi Gereja (KGK 760)

"Dunia diciptakan demi Gereja", demikian ungkapan orang-orang Kristen angkatan pertama (Hermas, vis. 2,4, 1) [Bdk. Aristides, apol. 16,6; Yustinus, apol. 2,7.]. Allah menciptakan dunia supaya mengambil bagian dalam kehidupan ilahi-Nya. Keikut-sertaan ini terjadi karena manusia-manusia dikumpulkan dalam Kristus, dan "kumpulan" ini adalah Gereja. Gereja adalah tujuan segala sesuatu [Bdk. Epifanius, haer. 1,1,5.]. Malahan peristiwa-peristiwa yang menyakitkan hati, seperti jatuhnya para malaikat dan dosa manusia, hanya dibiarkan oleh Allah sebagai sebab dan sarana, untuk mengembangkan seluruh kekuatan tangan-Nya dan menganugerahkan kepada dunia cinta-Nya yang limpah ruah:
"Sebagaimana kehendak Allah adalah satu karya dan bernama dunia, demikian rencana-Nya adalah keselamatan manusia, dan ini namanya Gereja" (Klemens dari Aleksandria, paed. 1,0,/- f).

4. Kristus Sang Putera Allah mendirikan Gereja

Mat 16:18 � Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Kepha dan di atas Kepha ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 

Yesus berkata dalam Bahasa Aram, kamu adalah �Kepha� dan di atas �Kepha� Aku akan mendirikan Gereja-Ku. Dalam bahasa Aramaik, �Kepha� berarti Batu yang besar dan �evna� berarti kerikil yang kecil. Beberapa non-Katolik berargumen bahwa, karena kata Yunani untuk batu karang adalah �Petra�, dan �Petros� berarti �batu yang kecil�, maka Yesus berusaha untuk mengurangi hak Petrus setelah memberkatinya dengan memanggil dia batu yang kecil.

Dalam konteks berkat Yesus kepada Petrus, argumen ini tidak masuk akal. Yesus berkata dalam bahasa Aram dan menggunakan �kepha� bukan �evna�. Penggunaan Petros untuk menerjemahkan Kepha dilakukan untuk merefleksikan kemaskulinan kata tersebut. Ingat dalam bahasa Yunani ada kata yang netral, feminim dan maskulin.

Lebih jauh lagi, jika Matius ingin mengidentifikasikan Petrus sebagai �batu kecil�, Matius akan menggunakan kata �lithos� yang berarti kerikil kecil dalam bahasa Yunani. Juga, Petros dan Petra adalah sinonim pada masa Injil ditulis. Injil Matius ditulis dalam Bahasa yunani Koine yang tidak membedakan makna "Petros� dan �Petra�, sehingga usaha apapun untuk membedakan kedua kata ini adalah tidak logis. Oleh karena itu, Kristus memanggil Petrus batu karang, bukan kerikil kecil, di mana Dia akan mendirikan Gereja (Anda sekalian bahkan tidak perlu Mat 16:18 untuk membuktikan Petrus adalah batu karang karena Kristus mengganti namanya dari Simon menjadi �batu karang� pada Markus 3:16 dan Yohanes 1:42).

5. Gereja Dinyatakan oleh Roh Kudus (KGK 767-768)

"Sesuai tugas, yang diberikan Bapa kepada Putera untuk ditunaikan di dunia, diutuslah Roh Kudus pada hari Pentekosta, agar ia senantiasa menyucikan Gereja" (LG 4). Ketika itu "Gereja ditampilkan secara terbuka di depan khalayak ramai dan dimulailah penyebaran Injil di antara bangsa-bangsa melalui pewartaan" (AG 4). Sebagai "perhimpunan" semua manusia menuju keselamatan, Gereja itu misioner menurut kodratnya, diutus oleh Kristus kepada segala bangsa, untuk menjadikan semua orang murid-murid-Nya.

Untuk melaksanakan perutusan-Nya, Roh "memperlengkapi dan membimbing Gereja dengan aneka karunia hierarkis dan karismatik" (LG 4). Melalui Dia "Gereja, yang diperlengkapi dengan karunia-karunia Pendirinya, dan yang dengan setia mematuhi perintah-perintah-Nya tentang cinta kasih, kerendahan hati, dan ingkar diri, menerima perutusan untuk mewartakan Kerajaan Kristus dan Kerajaan Allah, dan mendirikannya di tengah semua bangsa" (LG 5).

6. Gereja dari Allah Tritunggal ini disebut Katolik

Gereja dari Allah Tritunggal ini pada mulanya tidak bernama. Tetapi seiring waktu mulai hadir kelompok atau komunitas penyesat atau yang bertentangan dengan ajaran Kristus tetapi berani mengaku Kristen. Untuk membedakan Gereja-Nya yang sejati dari kelompok-kelompok ini, maka Para Bapa Gereja menggunakan nama "Katolik".

Bukti pertama datang dari Bapa Gereja St. Ignasius dari Antiokia. Ia adalah murid dan pendengar langsung ajaran St. Yohanes Rasul Sang Penulis Injil. Dia mengajarkan: "Di mana ada Uskup, hendaknya umat hadir di situ. Demikian pula, Di mana ada Yesus Kristus, di situ ada Gereja Katolik. " (Ignatius of Antioch, Surat kepada umat di Smirna). Tulisan ini dibuat sekitar tahun 107 Masehi. Ada banyak lagi bukti Para Bapa Gereja mengenai hal ini. Silahkan klik link ini.

Kesimpulan:

Nah, seturut iman Katolik, Gereja adalah rencana dari Allah Tritunggal. Gereja adalah keputusan di dalam hati Bapa yang kemudian didirikan oleh Yesus Kristus dan dinyatakan oleh Roh Kudus. Gereja kita adalah Gereja yang Trinitaris, Gereja yang berasal dari Allah Tritunggal Mahakudus. Salahkah kita umat Katolik memproklamasikan ke seluruh dunia bahwa Kristus HANYA mendirikan Gereja Katolik? Tentu jawabannya tidak. Kita punya hak dan kewajiban untuk hal ini sejauh kita tidak memaksa setiap orang non-Katolik untuk mengimaninya.

Pax et Bonum